barisan sponsor

Sabtu, 24 April 2010

Skizofrenia

a.       Definisi Skizofrenia
Skizofrenia adalah suatu gangguan psikosis fungsional berupa gangguan mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang khas dan oleh kemunduran fungsi sosial, fungsi kerja, dan perawatan diri. Skizofrenia ditandai dengan menonjolnya gejala-gejala positif seperti halusinasi, dan delusi, sedangkan  ditemukan gejala-gejala negative seperti penarikan diri, apati, dan perawatan diri yang buruk.
Skizofrenia merupakan suatu bentuk spikosa yang sering dijumpai di mana-mana sejak dahulu kala. (Maramis, 2004). Skizofrenia adalah kondisi psikotis dengan gangguan disintegrasi, depersonalisasi, dan terpecahnya struktur kepribadian, serta regresi yang parah (Kartono K, 2002)
b.      Etiologi Skizofrenia
Menurut Maramis (2004), ada beberapa etiologi skizofrenia yaitu:
1)      Keturunan
Dapat di pastikan bahwa ada faktor keturunan yang juga menentukan timbulnya skizofrenia. Hal ini telah dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga-keluarga penderita skizofrenia dan terutama ank-anak kembar satu telur. Angka kesakitan bagi saudara tiri adalah 0,9-1,8%; bagi saudara kandung 7-15%; bagi anak dengan salah satu orang tua yang menderita skizofrenia 7-16%; bila kedua orang tua menderita skizofrenia 40-68%; bagi kembar dua telur (heterozigot) 2-15%; bagi kembar satu telur (monozigot) 61-86%.
2)       Endokrin
Dahulu dikira bahwa skizofrenia mungkin disebabkan oleh suatu gangguan endokrin. Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya skizofrenia pada waktu pubertas, waktu kehamilan, atau puerperium dan waktu klimakterium. Tetapi hal ini tidak dapat dibuktikan.
3)      Susunan saraf pusat
Ada yang mencari npenyebab skizofrenia ke arah kelainan susunan saraf pusat, yaitu pada kortex otak. Tetapi kelainan patologis yang ditemukan itu mungkin disebabkan oleh perubahan-perubahan artefak pada waktu membuat sediaan.
c.       Gejala-Gejala Skizofrenia
Menurut Bleuler, membagi gejala-gejala skizofrenia menjadi dua kelompok yaitu:
1)      Gejala-gejala primer
a.       Gangguan proses pikir
Pada skizofrenia gangguan memang terdapat pada proses fikir, yang terganggu adalah asosiasi. Kadang-kadang satu idea belum selesai diutarakan, sudah muncul idea yang lain atau terdapat pemindahan maksud.
b.      Gangguan efek dan emosi
Gangguannya berupa: kedangkalan afek dan emosi, paratihimi( apa yang seharusnya menimbulkan rasa senang dan gembira, pada penderita timbul rasa rasa sedih dan marah), paramimi( penmderita merasa senang dan gembira, akan tetapi ia akan menangis, kadang-kadang emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai kesatuan, emosi yang berlebihan.  
c.       Gangguan kemauan
Banyak penderita dengan skizofrenia mempunyai kelemahan kemauan. Mereka tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu keadaan. Mereka selalu memberikan alasan, meskipun alasan tersebut tidak jelas atau tepat. Kadang-kadang penderita melamun berhari-hari lamanya, bahkan berbulan-bulan.
d.      Gangguan spikomotor



2)      Gangguan-gangguan sekunder
a)      Waham
Pada penderita skizofrenia waham sering tidak logis sama sekali. Tetapi penderita tidak meninsafi hal ini dan untuk dia wahamnya merupakan fakta dan tidak dapat diubah oleh siapapun. Sebaliknya ia tidak mengubah sikapnya yang bertentangan. 
b)      Halusinasi
Pada skizofrenia, halusinasi timbul tanpa penurunan kesadaran dan hal ini merupakan suatu gejala yang hampir tidak dijumpai pada keadaan lain. Paling sering pada skizofrenia adalah halusinasi pendengaran, kadang-kadang terdapat halusinasi penciuman, halusinasi citrarasaa atau halusinnasi singgungan.
d.      Gambaran Klinis Skizofrenia
Menurut  Setyonegoro (1967) perjalanan penyakit Skizofrenia dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase prodromal, fase aktif dan fase residua:
1)      Fase prodromal : biasanya timbul gejala gejala  non spesifik yang lamanya bisa minggu, bulan ataupun lebih dari satu tahun sebelum onset psikotik menjadi jelas. Gejala tersebut meliputi : hendaya fungsi pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan fungsi perawatan diri, perubahan-perubahan ini akan mengganggu individu serta membuat resah keluarga dan teman, mereka akan mengatakan “orang ini tidak seperti yang dulu”, semakin lama fase prodromal semakin buruk prognosisnya.
2)      Fase aktif : gejala positif / psikotik menjadi jelas seperti tingkah laku katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan afek. Hampir semua individu datang berobat pada fase ini, bila tidak mendapat pengobatan gejala gejala tersebut dapat hilang spontan suatu saat mengalami eksaserbasi atau terus bertahan.
3)      Fase residual : dimana gejala gejalanya sama dengan fase prodromal tetapi gejala positif / psikotiknya sudah berkurang. Disamping gejala gejala yang terjadi pada ketiga fase diatas, pendenta skizofrenia juga mengalami gangguan kognitif berupa gangguan berbicara spontan, mengurutkan peristiwa, kewaspadaan dan eksekutif (atensi, konsentrasi, hubungan sosial).
e.       Tipe skizofrenia
Tipe Skizofrenia menurut Maremis (2004) adalah sebagai berikut :
1)      Skizofrenia Simplek
Sering timbul pertama kali pada masa pubertas. Gejala utama pada jenis simplek adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan.
2)      Skizofrenia Hebefrenik
Sering timbul pada masa remaja atau antara umur 15-25 tahun. Gejala yang menyolok adalah gangguan proses berfikir, gangguan kemauan, dan adanya depeersonalisasi.
3)      Skizofrenia Katatonik
Sering timbul antara umur 15-30 tahun, dan biasanya akut serta sering didahului oleh stres emosional. Mungkin sering terjadi stupor katatonik: pada stuper katatonik penderita tidak menunjukkan perhatian sama sekali terhadap lingkungannya. Emosinya sangat dangkal. Gejala yang sering muncul adalah mutisme (kadang-kadang dengan mata tertutup), muka tampak mimik, penderita tidak bergerak sama sekali untuk waktu yang lama, bila diganti posisinya penderita menentang, menolak makan dan minum. Gaduh-gelisah katatonik: terdapat hiperaktivitas motorik, tetapi tidak disertai dengan emosi yang semestinya dan tidak di pengaruhi rangsangan dari luar. Penderita terus berbicara atau bergerak saja. Ia tidak dapat tidur, tidak makan dan minum sehingga sehingga mungkin dehidrasi atau kolaps dan kadang-kadang kematian (karena keabisan tenaga dan terlebih bila terdapat penyakit badaniah). 
4)      Skizofrenia Paranoid
Jenis ini sering mulai sesudah umur 30 tahun. Permulaannya mungkin akut, mereka mudah tersinggung, menyendiri, agak congak dan kurang percaya pada orang lain. Gejala yang mencolok adalah waham primer yang disertai dengan waham sekunder dan halusinasi. Baru dengan pemeriksaan yang teliti ternyata adanya gangguan proses berfikir, gangguan afek, emosi dan kemauan.
5)       Skizofrenia Akut
Gejala ini timbul secara mendadak dan pasien seperti dalam keadaan mimpi. Kesadaranya mungkin berkabut. Dalam keadaan ini timbul perasaan seakan-akan dunia luar maupun dirinya sendiri berubah.
6)      Skizofrenia Residual
Keadaan ini muncul atau timbul sesudah beberapa kali serangan skizofrenia

0 komentar:

Posting Komentar

kasih komentar anda

jam

Jumlah pengunjung

Laskar X-Pan City

Foto saya
Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia
Dunia telah memberikan arti bagi hidupku. Saya hanyalah anak kampung yang tidak ingin ketinggalan dengan kemajuan teknologi. Bukan saatny orang kampung termarjinalkan. Sekarang adalah saatnya untuk maju. membuka bakat terpendam yang dimiliki oleh orang kampung seperti saya ini.

translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Perjalananku

benerin komputer

tentang skripsi