Download
arsipe mas boneX
-
▼
2010
(122)
-
▼
April
(35)
- Malaikatku
- bersihin rem cakram motor
- Bunda tolong mandikan aku sekali saja, please...?!
- Bagi dunia kau hanya seseorang, tapi bagi seseoran...
- kisah penjual tomat yang menjadi pengusaha sukses!
- Kisah Nyata Sekaligus Motivasi
- Perawat Berdasi Mencoba Bisnis Kembang
- PEMBEKALAN PENYEGARAN PENGETAHUAN KESELAMATAN LALU...
- Teori Keluarga
- Skizofrenia
- Macam Vitamin
- VITAMIN D (KOLKALSIFEROL)
- Vitamin Larut Lemak
- ASAM FOLAT : Vitamin B, M, U, R, S, B11, B12,
- PROVITAMIN DAN ANTI VITAMIN
- VITAMIN
- MINERAL
- ILMU GIZI
- BISNIS PLANE PEMBUATAN WARNET
- PROPOSALINTERNET SERVICE PROVIDER“ REKSA NET “Tuga...
- kuiah sambil bisnis....? why not?
- ingah
- panggung sandiwara
- kecemasan
- aromatheraphy
- musuh negara
- tersadar
- berontak
- Diet ala Rasululloh
- pengaruh aroma terapi terhadap penurunan tingkat k...
- DAMPAK PEMINDAHAN IBUKOTA KABUPATEN PEKALONGAN DAR...
- sekedar cerita
- Cedera kepala
- Hematotorak
- Asuhan Keperawatan Kejang demam
-
▼
April
(35)
sms gratis
Feedjit
Selasa, 06 April 2010
kecemasan
Selasa, April 06, 2010 |
Diposting oleh
Perawat Ksatria Indonesia |
Edit Entri
1. Kecemasan
a. Pengertian
Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua mahluk hidup dalam kehidupan sehari-hari (Sulistiwati, 2004). Kecemasan adalah bagian dari kehidupan manusia dan merupakan gejala normal yang terjadi pada manusia. Jika seseorang dapat beradaptasi dengan baik, maka stress dan kecemasam dapat dengan cepat teratasi. sebaliknya jika seseorang tidak dapat beradaptasi terhadap stress dan kecemasan maka dapat merupakan sumber stressor terbesar dalam kehidupanya sehingga dapat menghambat kegiatan sehari-hari (Hawari, 2001). Ancaman atau perasaan yang mengancam sebagai suatu stressor timbulnya kecemasan dapat berupa ancaman terhadap integritas biologis, seperti penyakit, mekanisme fisiologis, polusi lingkungan, tempat tinggal yang tidak adekuat, bahaya keselamatan dan trauma fisik (Stuart & Sundeen, 1995). Kecemasan menurut Kaplan & Sadock (1997) adalah respon terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar- samar tau konfliktual.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pada pasien hemodialisa yaitu status fisik dan mental, tingkat keparahan penyakit, tingkat social dan ekonomi serta persiapan fisik dan mental. Respon pasien terhadap tindakan hemodialisa berbeda untuk masing-masing individu tergantung bagaimana proses adaptasi individu terhadap tindakan hemodialisa yang meruapakan salah satu sumber stressor bagi individu (Luckman & Sorensen’s, 1993).
b. Penyebab Kecemasan
Tarwoto dan Wartonah (2004) mengemukakan kecemasan dapat disebabkan oleh faktor psikis dan fisik. Salah satu faktor psikis yang menimbulkan kecemasan pada pasien hemodialisa adalah perubahan yang terjadi pada kehidupanya, seperti pelaksanaan dialisa yang harus dilakukan terus menerus setiap dua kali dalam seminggu dan keadaan ketergantungan pada mesin dialisa seumur hidupnya, hal ini memicu kebosanan pada pasien hemodialisa dan perasaan khawatir terhadap penyakitnya yang belangsung lama atau menetap. Faktor-faktor fisik yang menyebabkan kecemasan antara lain lingkungan dan status kesehatan, suasana lingkungan ruangan yang terdapat banyak alat yang belum dikenal oleh pasien baik bentuk, suara dan banyaknya alat yang ditempelkan ke tubuh pasien, mengakibatkan pasien merasa takut dan cemas. Status kesehatan yang berkaitan dengan penyakitnya yang diderita oleh pasien hemodialisa merupakan keadaan penyakit terminal dan tidak dapat disembuhkan lagi, hal ini dapat mengakibatkan kecemasan pada individu atau pasien. Sedangkan pada pasien gagal ginjal yang sudah sering melakukan hemodialisa tingkat kecemasan lebih ringan, berbeda dengan pasien gagal ginjal yang baru pertama kali akan melakukan hemodialisa akan mengalami kecemasan yang lebih tinggi.
c. Tingkat kecemasan
Menurut Peplau (1963) dalam Sulistiwati (2004) mengidentifikasi empat tingkatan kecemasan dan menggambarkan pengaruhnya masing-masing yaitu:
1) Kecemasan ringan dihubungkan dengan ketegangan kehidupan sehari-hari. Selama tahapan ini seseorang menjadi waspada dan lapang persepsi meningkat. Seseorang melihat, mendengar, dan memahami dibandingkan sebelumnya. Pada tingkatan ini kecemasan dapat memotivasi belajar, menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas
2) Kecemasan sedang, dimana berfokus hanya pada hal tertentu saja, meliputi pembatasan lapang persepsi. Seseorang memilih area tertentu tetapi dapat mengikuti jika diberikan perintah.
3) Kecemasan berat, diikuti oleh reduksi lapang persepsi. Seseorang berfokus pada kelompok spesifik dan tidak memikirkan segala sesuatu lainnya. Segala perilaku bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan diperlukan perintah yang cukup besar untuk berfokus pada area lainnya.
4) Panik dihubungkan dengan kekaguman, ketakutan, teror dan perasaan seseoarng yang tidak mampu untuk melakukan sesuatu meskipun dengan perintah. Panik meliputi disorganisasi kepribadian dan dapat mengancam kehidupan. Meningkatkan aktivitas motorik, menurunkan kemmapuan berhubungan dengan orang lain dan persepsi menyempit.
d. Tanda – Tanda Kecemasan
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2004) respon fisiologis kecemasan ringan antara lain sesekali napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung dan muka berkerut. Respon kognitif pada kecemasan ringanlapangan persepsi luas, mampu menerima rangsangan kompleks, konsentrasi pada masalah dan mampu menyelesaikan masalah secara efektif, respon perilaku dan emosi pada kecemasan ringan antara lain tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan dan suara kadang meninggi.
Sedangkan pada kecemasan sedang, respon fisiologis yang sering muncul yaitu napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, muluit kering, anoreksia, diare atau konstipasi dan gelisah. Respon kognitif pada kecemasan sedang antara lain lapangan persepsi menyempit, rangsangan luar tidak mampu berfokus pada apa yang menjadi perhatian. Respon perilaku dan emosi pada kecemasan sedang antara lain gerakan tersentak-sentak, meremas tangan, berbicara banyak dan lebih cepat, suasah tidur dan perasaan tidak nyaman.
Pada kecemasan berat, respon fisiologis yang ditemukan antara lain napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala. Penglihatan kabur, dan ketegangan. Adapun respon kognitif pada kecemasan berat yaitu lapangan persepsi sangat sempit, tidak mampu menyelesaikan masalah. Adapun respon perilaku dan emosi pada kecemasan berat yaitu perasaan ancaman meningkat dan verbalisasi cepat.
Sedangkan pada keadaan panik respon fisiologinya antara lain napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, dan koordinasi motorik rendah. Respon kognitif pada keadaan panik antara lain lapang persepsi sangat sempit, tidak dapt berfikir logis. Sedangkan respon perilaku dan emosi pada keadaan panik yaitu mengamuk, marah, ketakutan, berteriak-teriak, kehilangan kendali atau control diri dan persepsi kacau.
Label:
ilmu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
jam
Jumlah pengunjung
Laskar X-Pan City
- Perawat Ksatria Indonesia
- Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia
- Dunia telah memberikan arti bagi hidupku. Saya hanyalah anak kampung yang tidak ingin ketinggalan dengan kemajuan teknologi. Bukan saatny orang kampung termarjinalkan. Sekarang adalah saatnya untuk maju. membuka bakat terpendam yang dimiliki oleh orang kampung seperti saya ini.
Perjalananku
- [TIPS] (8)
- anak (2)
- askep (6)
- bedah (10)
- bisnisku (5)
- curahan hatiku (9)
- dari sahabatku (10)
- gawat darurat (4)
- GIZI (1)
- hanya cerita (2)
- Hiburan (5)
- ilmu (22)
- ilmu jiwa (1)
- informasi (12)
- kulit (1)
- maternitas (2)
- motivasi (2)
- musik (1)
- my fam (1)
- obat (1)
- pedoman perawat (1)
- penyakit dalam (3)
- skripsi (1)
- SYARAF (1)
- teman (2)
- Untuk mengingatkan (11)
- VITAMIN (6)
0 komentar:
Posting Komentar
kasih komentar anda