barisan sponsor

Selasa, 06 April 2010

musuh negara

Masa Depan Pemberantasan Korupsi 

Telah basah hati ini karena air mata yang enggan membasahi pipi untuk menyaksikan kejanggalan dan ketidakadilan yang bermuara pada keserakahan duniawi. Hipotesis yang bukan tanpa alasan dari upaya pembuktian induktif suatu anomali, mengenai aliran Rupiah yang mengisi kantong pejabat amoral. Mata tak dapat dibohongi, nurani tak dapat diingkari ketika kebenaran yang berbicara sehingga menggerakkan raga melawan ketidakberdayaan. Ketika rakyat sudah jengah dengan kebohongan, menunggu janji yang tak kunjung ditepati. Menanti perubahan yang begitu manis terucap. Namun, tak kunjung memberi penghidupan yang lebih layak. Sebuah kesimpulan pahit akan kenyataan bahwa rakyat kami telah tertipu. Namun manisnya menikmati perahan Rupiah dari ladang-ladang kering dan subur rakyat tanpa rasa bersalah sedikitpun selalu terdengar tidak menyenangkan bagi mereka, para pemimpin dan pengemban amanah di negeri ini. Meskipun berulang kali kami mencoba untuk menangkis dugaan yang pahit akan kondisi negeri kami yang kotor, namun berulang kali pula upaya kami berujung pada kenyataan dimana terlarang untuk kami menginjakkan kaki menelusuri kebenarannya yang terkunci rapat dalam genggaman kekuasaan. Namun, yang harus mereka tau, suatu saat tabir kebenaran itu akan terungkap. 
Kebanggaan akan demokrasi hanya berada di tataran elite politik tanpa rakyat rasakan esensi yang menyentuh tataran teknis. Hal tersebut terlihat ketika mahasiswa terus berupaya meminta transparansi POM yang sudah jelas menjadi hak kami untuk mengetahuinya. Namun, itu seperti lorong panjang, gelap dan tertutup rapat menyimpan sejuta jawaban atas pertanyaan, teriakkan akan tuntutan mahasiswa terhadap haknya. Sebuah konspirasi yang merupakan bagian dari konspirasi itu sendiri. 
Oleh karena itu, masih selalu ada tersimpan energi untuk melawan tirani. Demokrasi bukanlah sekedar ketika itu menyangkut sebuah kekuasaan semata namun sudah seharusnya demokrasi berbicara pada ketidakadilan yang terbungkam, kebenaran yang terjual dan hak yang terampas. Transparansi dan akuntabilitas sudah seharusnya menjadi bagian kedewasaan demokrasi di negeri ini. Sudah saatnya di masa kini dan mendatang rakyat sungguh-sungguh memainkan perannya sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Termasuk dalam monitoring dan evaluasi kebijakan dan penggunaan keuangan untuk kepentingan rakyat. Sudah saatnya membuka hijab yang menghalangi rakyat untuk mengetahui pelaksanaan kebijakan dan penggunaan anggaran yang selalu mengatasnamakan rakyat. Diharapkan masa depan pemberantasan korupsi mampu menyentuh semua aspek lembaga pemegang kebijakan publik. 
Namun, masih hangat dalam pemberitaan di berbagai media massa dan elektronik mengenai lembaga pemberantasan korupsi yang tersangkut dugaan masalah hukum. Lembaga yang memegang amanah sebagai salah satu penegak hukum pidana korupsi kini beberapa oknum didalamnya sedang dalam proses dugaan masalah hukum. Lantas kemana lagi rakyat akan menjatuhkan kepercayaannya untuk menegakkan keadilan di negeri ini? Teringat statement seorang teman, “ada sekelompok orang yang memerangi korupsi namun di sisi lain ada pula sekolompok orang yang sedang mengatur strategi untuk memerangi sekelompok orang yang memusuhi korupsi”. 
Apapun yang terjadi hidup selalu menyuguhkan ironi dan menghadirkan anekdok kehidupan. Namun tugas kita adalah bagaimana kita menentukan sikap atas kehidupan ini. Termasuk, sikap kita untuk memerangi korupsi. Bukan kemudian kita menjual harapan untuk memberantas korupsi dikarenakan lembaga yang berwenang tersangkut dugaan masalah hukum. Jika lembaga itu adalah orang tua kita yang sedang krisis terkena jerat hukum, maka tugas kita untuk memberikan support bukan berarti melakukan pembenaran atas tindakan yang dilakukan oleh salah satu oknum dalam keluarga tersebut. Melainkan berikanlah perhatian lebih dan kepercayaan untuk menghidupkan kembali kinerja mereka. Karena begitu mulia tujuan kita, untuk melawan musuh yang sama yaitu KORUPTOR. Bisa jadi kini energi tersebut terkuras untuk mengembalikan citra lembaga tersebut, namun di sisi lain kita pun harus memulai untuk menyisir energi yang tercerai dan mensuplainya pada lembaga tersebut. Jangan sampai hal ini, membuat lumpuhnya kekuatan kita untuk melawan KORUPSI dan memberi kedamaian pada koruptor. Jangan biarkan itu terjadi, teruslah bergerak, lakukanlah mulai dari diri kita, kenali korupsi dan perangi korupsi. 
Selalu ada harapan untuk hari esok. Mengembalikan kepercayan publik pada lembaga dan memberi ruang bagi rakyat untuk selalu antisipasi dan terjaga memantau kinerja lembaga publik. Karena kebenaran adalah hakiki… dan perjuangannya adalah sebuah keniscayaan. 


0 komentar:

Posting Komentar

kasih komentar anda

jam

Jumlah pengunjung

Laskar X-Pan City

Foto saya
Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia
Dunia telah memberikan arti bagi hidupku. Saya hanyalah anak kampung yang tidak ingin ketinggalan dengan kemajuan teknologi. Bukan saatny orang kampung termarjinalkan. Sekarang adalah saatnya untuk maju. membuka bakat terpendam yang dimiliki oleh orang kampung seperti saya ini.

translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Perjalananku

benerin komputer

tentang skripsi