Senin, 01 Oktober 2012
Electrocardiogram (ECG)
Senin, Oktober 01, 2012 |
Diposting oleh
Perawat Ksatria Indonesia |
Edit Entri
Electrocardiogram (ECG)
merupakan suatu grafik yang dihasilkan oleh suatu elektrokardiograf. Alat ini
merekam aktivitas listrik jantung pada waktu tertentu (saat pemeriksaan).
Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung, namun
dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunya kontraktilitas jantung.
Gambar 1.
Electrocardiogram
Kegunaan/ keuntungan
menggunakan ECG antara lain :
·
Merupakan
standar emas untuk diagnosis aritmia jantung
·
ECG
memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot
jantung akut
·
ECG
digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung
·
ECG
kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis. emboli paru
atau hipotermia)
·
ECG
membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan hipokalemia)
·
ECG
memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang berkas kanan dan
kiri)
Prinsip Dasar
Electrocardiagraph
atau ECG adalah salah satu alat kesehatan yang berfungsi untuk mendeteksi
sinyal potensial listrik pada jantung manusia.
Suatu biolistrik yang berasal dari jantung, akan diumpankan ke lead selector yang berfungsi untuk memilih atau menentukan lead yang akan diukur. Setelah memilih lead sinyal akan dikuatkan dan akan di ukur pada pre amplifier berkali-kali sehingga bias menggerakkan galvanometer yang di kopel dengan sebuah stylus. Stylus merupakan hasil outputan akhir.
Suatu biolistrik yang berasal dari jantung, akan diumpankan ke lead selector yang berfungsi untuk memilih atau menentukan lead yang akan diukur. Setelah memilih lead sinyal akan dikuatkan dan akan di ukur pada pre amplifier berkali-kali sehingga bias menggerakkan galvanometer yang di kopel dengan sebuah stylus. Stylus merupakan hasil outputan akhir.
Gambar 2. Pemasangan Lead ECG
Jumlah Lead ECG
disesuaikan dengan merk ECG yang dipakai. Untuk pembacaan dan filter yang
digunakan, serta jenis pemeriksaan merupakan kewenangan dokter.
Instrumen Electrocardiogram (ECG) mampu
merekam aktivitas potensial elektrik yang dihasilkan oleh jantung. Dari awal
penemuannya hingga sekarang, masih ada beberapa prinsip utama yang tetap
digunakan oleh instrumen ini. Beberapa diantaranya adalah identitas nama sinyal
gelombang, standar penempatan tempat rekaman pada lengan dan kaki, serta teori
pemodelan yang menyatakan jantung sebagai kutub yang berubah-ubah terhadap
waktu.
Untuk merekam sinyal gelombang ECG,
dibutuhkan diferensial rekaman dari titik-titik pengukuran pada permukaan
tubuh. Einthoven [2] mendefinisikan beberapa diferensial tersebut sebagai Lead
dengan simbol penomoran Romawi. Dengan bantuan kepingan logam sebagai elektroda
yang ditempelkan pada permukaan kulit di titik-titik Einthoven, maka terdapat
impedansi permukaan kulit yang bersarnya tergantung pada pilihan frekuensi.
Keterangan:
RA = tangan kanan (right arm), LA = tangan kiri (left arm), dan
LL = kaki kiri (left leg). Lead I bertugas merekam keadaan jantung dari
bahu bagian atas dan saling mempengaruhi dengan Lead yang lain dengan hubungan
II = I + III.
Gambar 3. Tiga Lead
bipolar yang dikenal dengan segitiga Einthoven
Evolusi ECG berlanjut ketika F.N. Wilson [3]
menambahkan konsep perekaman ”multikutub”. Pada konsep ini ada titik referensi
yang merata-ratakan beda potensial ketiga cabang lainnya. Wilson menyusun tiga
Lead cabang terminal dan enam Lead cabang yang ditempatkan pada dada depan
untuk membentuk 12 Lead standar ECG
Gambar 4.
Tiga Lead cabang Wilson (VW) dan enam Lead cabang dada depan (Vi)
(J.D. Bronzino. The Biomedical Engineering Handbook. 2nd Ed.
CRC & IEEE Press. 2000)
Prinsip
Pengukuran dan Instrumentasi yang digunakan
Sinyal pengukuran ECG
memiliki rentang potensial sekitar 2 mV dan frekuensi 0.05 – 150 Hz. Huruf P,
Q, R, S, T, dan U yang dipilih Einthoven sebagai identitas nama gelombang
dipakai oleh standar Asosiasi Jantung Amerika (American Heart Association) dan
Asosiasi Instrumen Medis tingkat lanjut (Association for the Advancement of
Medical Instrumentation). Instrumen modern ECG merupakan sebuah sistem
pengukuran yang mengintegrasikan peralatan komputer, 12-16 bit analog-digital
(A/D) converter, micro controller, dan processor input-output
(I/O). Sistem ECG menghitung matriks-matriks dari 12 sinyal Lead dan
menganalisisnya dengan aturan yang baku sehingga tercipta hasil akhir
pengukuran.
Irama
Normal Pada EKG
Rekaman EKG biasanya
dibuat pada kertas yang berjalan dengan kecepatan standard 25mm/ detik dan
defleksi 10mm sesua dengan potensial 1mV
Gambaran EKG normal menunjukkan bentuk
dasar sebagai berikut :
1.
Gelombang
P : Gelombang ini pada
umumnya berukuran kecil dan merupakan hasil depolarisasi atrium kanan dan kiri.
2.
Segmen
PR : Segmen ini merupakan
garis iso-elektrik yang menghubungkan antara gelombang P dengan Kompleks QRS
3.
Kompleks
QRS : Kompleks QRS
merupakan suatu kelompok gelombang yang merupakan hasil depolarisasi ventrikel
kanan dan kiri.Kompleks QRS pada umumnya terdiri dari gelombagn Q yang
merupakan gelombang defleksi negatif pertama, gelombang R yang merupakan
gelombang defleksi positif pertama, dan gelombang S yang merupakan
gelombang defleksi negatif pertama setelah gelombang R.
4.
Segmen
ST : Segmen ini merupakan
garis iso-elektrik yang menghubungkan kompleks QRS dengan gelombang T
5.
Gelombang
T : Gelombang T merupakan
pontesial repolarisasi dari ventrikel kiri dan kanan
Gelombang U : Gelombang in berukuran kecil dan sering tidak
ada. Asal gelombang ini masih belum jelas
Gambar 5. Hasil pengukuran ECG
Dalam melaporkan hasil ECG sebaiknya
mencakup hal-hal beikut :
1.
Frekuensi
(heart rate)
2.
Irama
jantung (Rhyme)
3.
Sumbu
jantung (Axis)
4.
Ada
/tidaknya tanda tanda hipertrofi (atrium/ventrikel)
5.
Ada/tidaknya
tanda tanda kelainan mikard (iskhemi/ injuri/infark)
Ada/tidaknya tanda tanda akibat gangguan lain
(efek obat obatan, gangguan keseimbangan elektrolit, gangguan fungsi pacu
jantung )
Label:
ilmu
|
0
komentar
Selasa, 24 Juli 2012
nasehat
Selasa, Juli 24, 2012 |
Diposting oleh
Perawat Ksatria Indonesia |
Edit Entri
1.
Seluruh kehidupan telah diatur oleh penguasa, apalah yg mau dimohon?
2. Hari ini tidak
tahu masalah esok, apalah yg mau dikuatirkan?
3. Kalaulah tidak
menghormati orang tua, lalu menghormati junjungan dunia, apalah arti
penghormatan itu?
4. Kakak adik
adalah saudara, apalah yg perlu dipertengkarkan?
5. Anak cucu punya
rezeki masing2, apalah yg mau dicemaskan?
6. Kalau belum
mendapatkan keberuntungan, apalah yg mau dipaksakan?
7. Didunia ini
sulit menemukan kebahagiaan, mengapa harus sedih?
8. Berpakaianlah yg
sopan dan sederhana, apalah yg mau dipamerkan?
9. Bagaimana
lezatnya makanan, hanya sebatas lidah, mengapa harus rakus?
10. Setelah
meninggal, tak sesenpun yg dibawa, mengapa harus pelit?
11. Senior meluku,
junior memetik, apalah yg mau diperebutkan?
12. Disatu sisi
mendapatkan, disisi lain kehilangan, mengapa harus serakah?
13. Tiga jengkal
diatas kepala ada Tuhan, mengapa harus mengelabui?
14. Kedudukan,
kekayaan, kemuliaan bagaikan mekarnya bunga, apalah yg mau diangkuhkan?
15. Kekayaan dan
kemuliaan orang telah dirintis sebelumnya, mengapa harus iri?
16. Kehidupan lalu
tidak dibina, sekarang menderita, mengapa harus mengeluh?
17. Orang berjudi
tidak akan ada hasil yg baik, apalah yg mau dipermainkan?
18. Membina rumah
tangga yg rajin dan hemat, melebihi memohon bantuan orang lain, apalah yg mau
diboroskan?
19. Kalau saling
membalas dendam, kapanlah berakhir, mengapa harus bermusuhan?
20. Orang pintar
ada kalanya disesatkan oleh kepintarannya, mengapa harus licik?
21. Berdusta akan
mengikis abis rezeki seumur hidup, mengapa harus berdusta?
22. Segala
kesalahpahaman akhirnya akan jernih juga, apalah yg mau diperdebatkan?
23. Tidak seorang
pun yg bebas masalah, mengapa harus menyalahkan?
24. Goa nurani dlm
hati manusia, bukan di gunung, apalah yg mau dicari?
25. Menipu orang
adalah petaka, memaklumi orang adalah berkah, apalah yg mau diramalkan?
26. Sekali ajal
menjemput segala akan berakhir, apalah yg harus disibukkan?
Label:
Untuk mengingatkan
|
0
komentar
Minggu, 01 Juli 2012
Apakah Skripsi, Tesis dan Disertasi ??
Minggu, Juli 01, 2012 |
Diposting oleh
Perawat Ksatria Indonesia |
Edit Entri
Ketika awal kuliah dulu sering bingung mengenai Apakah
Skripsi, Tesis dan Disertasi ?? berikut saya uraikan pengertiannya yang saya
kutip dari berbagai buku ketika saya
mengerjakan skripsi dulu.
Skripsi adalah karya ilmiah mahasiswa Strata
Diploma dan S1 untuk mencapai gelar Ahli atau Sarjana dalam ilmu tertentu.
Secara umum, isinya hanya melukiskan atau mendeskripsikan fenomena ilmu
pengetahuan untuk menjawab pertanyaan : Apa itu ? Apa Unsur-unsurnya ? Mengapa
terjadi ? apa Manfaatnya ??.
Saya mencontohkan begini : Misalnya akan membahas mengenai komunikasi terapeutik perawat ,
maka pertanyaan yang dibahas adalah apakah komunikasi terapeutik ? Apa unsur-unsur pembentuk komunikasi terapeutik?? mengapa komunikasi terapeutik bisa buruk ??
Apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan komunikasi terapeutik?
Umumnya, untuk skripsi, variabel penelitiannya 1 – 2. Jika
berbentuk penelitian deskriptif kualitatif maka variabel yang diteliti biasanya
satu. Sedangkan jika penelitiannya asosiatif, biasanya jumlah variabelnya 2 (1
independen dan 1 dependen).
TESIS. adalah karya ilmiah mahasiswa produk mahasiswa Program
S2 untuk gelar Magister atau Master dalam bidang ilmu tertentu. Tesis merupakan
karya ilmiah yang berupaya memotret dan menganalisis sesuatu fenomena ilmu
pengetahuan secara komprehensif dengan menggunakan teori ilmu pengetahuan yang
ada.
Saya mencontohkan begini : misal akan diteliti mengenai
fenomena penurunan komunikasi
terapeutik perawat, maka mahasiswa akan merumuskan teori-teori yang
dapat mempengaruhi penurunan komunikasi
terapeutik perawat, menjadi
hipotesis, kemudian mengumpulkan data untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Sehingga hasilnya akan menjawab pertanyaan mengapa suatu rumah sakit penurunan tingkat komunikasi terapeutik perawat -nya
buruk padahal sudah didukung oleh pelatihan
– pelatihan yang qualified, sarananya bagus, dll. Atau juga permasalahan
yang diuji sebaliknya, mengapa tingkat
komunikasi terapeutik perawat rumah sakit
X bagus sementara rumah sakit
disekitarnya buruk, padahal
sarana, pelatihan, dan
kebutuhan lainnya minim ??
Variabel yang diteliti untuk tesis biasanya lebih banyak dari
skripsi, bisa 3, 4, dst tergantung si peneliti. Teknik yang digunakan mulai
dari regresi ganda, path analysis, SEM, atau bisa juga penelitian kualitatif
namun permasalahan yang diteliti mencakup seluruh fenomena yang dibahas (jadi
sangat komprehensif).
DISERTASI. adalah karya ilmiah mahasiswa Doktor (S3) untuk
mencapai gelar Doktor (Dr). Disertasi berupaya menciptakan suatu teori baru
dengan menguji hipotesis yang disusun berdasarkan teori yang sudah ada.
Saya mencontohkan begini : misal berdasarkan teori-teori
kinerja SDM yang ada, mahasiswa merumuskan hipotesis untuk menciptakan teori
baru ilmu MSDM ini.
Kesimpulan :
Skripsi biasanya bertujuan untuk menggambarkan fenomena untuk
ilmu pengetahuan untuk menjawab pertanyaan yang sederhana. Sehingga skripsi
memang lebih banyak cenderung ke deskriptif kualitatif. Kalaupun penelitiannya
asosiatif, maka variabelnya biasanya cuma 2
Tesis 1 tingkat di atas skripsi. Bertujuan untuk
mendeskripsikan suatu fenomena ilmu pengetahuan secara komprehensif, merumuskan
hipotesis berdasarkan teori, dan menghasilkan jawaban dari hipotesis tersebut.
Disertasi adalah karya ilmiah level 3 (satu tingkat di atas
tesis). Kalau tesis hanya menjawab rumusan masalah berdasarkan teori yang
disusun dalam hipotesis (hanya melihat apakah teori tersebut relevan atau
tidak) maka Disertasi dapat menolak atau membantah teori yang sudah ada, dan
menyusun teori baru.
Sepengetahuan saya, salah satu Disertasi punya mahasiswa
Indonesia yang sampai sekarang masih digunakan secara internasional adalah
Disertasinya pak Habibie dengan Teori Keretakan (Crack) pada pesawat udara…
Label:
skripsi
|
0
komentar
Kamis, 26 April 2012
INFEKSI SUSUNAN SARAF
Kamis, April 26, 2012 |
Diposting oleh
Perawat Ksatria Indonesia |
Edit Entri
INFEKSI SUSUNAN SARAF
Batasan :
Meningoensefalitis , infeksi piameter, araknoid dan jaringan
otak
Jenis :
1. M.
Purulenta / akut pyogenik
2. M.
serosa / granulomatosa
3. M.
aseptik
Etiologi :
Bakteri
|
Neonatal
|
Anak
|
Dewasa
|
Purulenta
|
E. Coli
|
H. inf
|
Pneumokokus
|
Streptococus
|
Meningococus
|
Meningococus
|
|
Staphilococus
|
Pneumococus
|
Streptococus
|
|
Pneumococus
|
E. coli
|
H. Inf
|
|
Serosa
|
-
Micobakterium TBC
-
Treponema
-
Parasit
-
Jamur
|
||
Aseptik
|
-
Virus herpes simpleks
-
HIV
-
Cytomegalovirus
-
Epstein Barr
|
||
Gejala Umum :
·
M. Purulen :
Onset akut 48 - 72 jam, gejala panas tinggi
·
M. Serosa :
Onset pelan-pelan / kronik
·
M. aseptik :
Onset akur >
·
Tanda meningeal +
-
Kaku kuduk
-
Kernig
-
Brudzinski : I
- IV
·
Gangguan kesadaran à
fase lanjut
·
Gejala neuro. Focal
·
Likuor :
kelainan (-)
·
Pemeriksaan :
Pemeriksaan
|
M. Purulenta
|
M. Serosa
|
M. Aseptik
|
Warna
|
Kuning
|
Jernih
|
Jernih
|
Sel
|
PMN > 1000
|
MN > 500
|
MN < 500
|
Protein
|
↑ > 45 mn %
|
↑
|
Normal / ↑ sedikit
|
Pellikel
|
( - )
|
( + )
|
( - )
|
Kultur
|
( + )
|
( + )
|
( - )
|
·
Funduscopy :
M. TBC à
tuberkel ( + )
Diagnostik :
·
Gejala klinis
·
Lumbal pungsi
à diagnosa pasti
·
X- photo thorak, waters, mastoid
Meningeal sign :
§ Kaku
kuduk = Nuchal Rigidty
DD dengan Neck
Stiffness
Kaku kuduk :
gerakan fleksi kepala ke dada terbatas
Gerakan leher ke lateral normal
Neck Stiffness
: gerakan ke lateral ada hambatan
Eg. Parkinson
Disease
Paraspinal spasme otot leher
§
Kernig Sign
Gerakan
tungkai bawah < 135o sering terasa nyeri
Di otot
Hamstringok spasme
Cara :
Fleksi sendi paha 90o
Fleksi sendi lutut 90o mlalu
Ekstensi sendi lutut > 135o
§
Brudzinski I : tanda leher
Brudzinski
neck sign
Gerakan antero
fleksi leher ke dada diikutin gerakan fleksi ke 2 tungkai dan ke 2 paha
§
Brudzinski II : tanda tungkai
Brudzinski
kontra lateral
Lateral leg
sign
Pasien
terlentang , satu tungkai difleksikan
pada sendi lutut dan sendi panggul ke arah abdomen à
diikuti oleh fleksi tungkai kontra lateral .
Fleksi 1
tungkai dan yang lain ekstensi , tungkai yang fleksi diturunkan menyamai fleksi
tungkai yang ekstensi
§
Brudzinski III : tanda pipi
Tekan pada
kedua pipi ( os. Zigomaticus ) à kedua lengan fleksi
§
Brudzinski IV : tanda symphisis pubis
Tekan di atas
symphisis pubis à diikuti fleksi kedua tungkai pada sendi lutut dan
sendi panggul
PENGOBATAN
à
sesuai dengan kuman penyebab
·
H. INFL
Ampisilin A :
200 - 400 mg / Kg / hr.
D : 8 - 12 g / hr IV
Kloramfenikol
: A : 100 mg/ kg / hr
D : 4 g / hr IV
·
M. KOKUS
Benzyl
penisilin 200.000 u /kg / hr
Kloramfenikol
·
PSEUDOMONAS
Gentamisin 6 mg / kg / hr
Cefalosporin
generasin ke 3
Cefotaxim 3 g/
hr IV
Rosefin
·
Anaerob :
Metronidazol
drip
·
M. TBC
Strep A : 20 -
40 mg / kg / hr
D : 1 g IM / hr
INH A :
10 - 20 mg / hr P.O
Rifampisin :
15 mg / kg / hr
Pirasinamid :
20 - 35 mg / kg / hr
·
VIRUS
Acyclovir 10
mg / kg / 8 jam
2 x 250 mg IV
Tx. Symtomatik
:
Kejang :
valium
Diphenil hidantoin
Karbamazapin
Edema otak :
dexametason
Analgesik
Antipiretik
PROGNOSA
Tergantung :
-
Etiologi
-
Usia
-
Dx. dini
-
Tx. Adekuat
-
Komplikasi + / -
: Subdural empyem
Hidrosefalus
DIC
SIADH
INTERVENSI
-
Fokus primer diobati
-
Vaksinasi : Meningo kokus
Penyebaran :
C.
Langsung
·
Luka tembak
·
Luka bacok
·
Fraktur basis cranii
·
Fraktur kepala terbuka
D.
Fokus di daerah kepala :
THT : sinus, mastoid, OMPC
Trombosis
sinus cavernosus
Gigi
E.
Hematogen / via darah
Milier TBC
EPILEPSI
BATASAN
§
Kejang adalah lepas muatan abnormal dan
berlebihan secara sinkron dari neuron- neuron di dala SSP
§
Epilepsi adalah suatu keadaan klinis pada
penderita yang cenderung mendapatkan serangan kejang epilepsi berupa serangan
paroxismal berulang
§
Jadi kalau 1 x kejang bukan epilepsi
KLASIFIKASI
I. PARTIAL SEIZURES
A kejang partial sederhana ( simple )
A1 dengan manifestasi motorik
A2 --------"------------- sensorik
A3 --------"------------- otonomik
A4 --------"------------- psikik
B
kejang partial komplek
B1 dengan kejang partial sederhana ( seperti
A1 - A4 ) pada waktu onset diikuti oleh absence
B2 dengan absence pada waktu onset ( B1
& B2 ) bisa diikuti automatism
C kejang umum sekunder
Dengan evolusi dari
simple atau complex partial seizures ( aura ) menjadi kejang
umum ( grand mall )
II.
KEJANG UMUM
A. Absence
seizures ( petitmall )
B. Myoclonic ---"--
C. Clonic
---"---
D. Tonic
---"----
E. Tonic
- conic ( grandmall )
F. Atonic
( astatic ) seizures
III. UNCLASSIFIED ( Tak dapat digolongkan )
GEJALA KLINIK
I. EPILEPSI UMUM
Gambaran klinik dan atau
perubahan EEG awalnya awalnya cetusan epileptik di kedua hemisper dengan
serentak dan tidak ada fokus epileptik di korteks cerebri
A.
Epilepsi Grand mall
=
tonik klonik seizures
umur
anak 3 tahun - pubertas
bentuk
paling yang sering didapatkan
Ada
3 fase : :
a. Fase tonik
-
Lengan dan tungkai ekstensi
-
mengejan sehingga wajah merah
-
apnea selama 30 detik
-
sianosis , tensi naik , pupil melebar reflek cahaya ( - )
-
reflek patologis ( + )
-
ngompol
b. Fase clonik lama 60 detik
-
Kejang ritmik , penderita bernafas lagi
-
Kadang - kadang lidah tergigit
-
Mulut berbuih
-
Wajah normal kembali
-
Tensi dll normal
c. Fase post ictal lama 15.30 menit
-
Setelah serangan penderita tertidur
-
Waktu bangun bingung bermenit - menit kemudian normal
Serangan
grand mall kadang - kadang terjadi beturut - turut
Status epileptikus : kejang
berturut - turut antara 2 kejang penderita
sadar à merupakan keadaan gawat darurat
Serial epilepsi : kejang
berturut - turut dan antara 2 kejang sadar
B.
Epilepsi Petit mall
-
Sering timbul pada anak usia sekolah
-
Tidak terdapat kejang
-
Gangguan kesaran dalam waktu singkat ( 6 - 10 detik )
-
Penderita tidak sampai jatuh
-
Melamun, sedang bermain mendadak berhenti
-
EEG khas : 3 second spike slow wave
-
Provokasi : dengan hiperventilasi
C. EPILEPSI MIOKLONIK
-
Biasanya . Pada anak
-
Saat serangan terjadi gangguan kesadaran sebentar,
disertai derakan volunter yang aneh dari sekelompok otot ( mioklonik jerking )
terutama otot bahu dan lengan
D. EPILEPSI ATONIK
Penderita mendadak kehilangan tonus otot disebut drop
attack
II. EPILEPSI PARTIAL
Adalah
serangan epilepsi yang bangkit akibat lepas muatan listrik di suatu daerah di
korteks cerebri ( fokus )
A. Epilepsi partial sederhana
Manifestasi tergantung dari SSP yang terkena :
-
Epilepsi partial sederhana dengan gejala motorik (
Jackson Motorik Epilepsy ) Fokus di
gyrus pre sentralis lobus frontalis
-
Epilepsi partial sederhana dengan gejala sensorik ( Jackson Sensorik Epilepsy ) Fokus di gyrus
post centralis lobus parietalis
B. Epilepsi partial kompleks
-
Epilepsi psikomotor
-
temporal lobe epilepsy
-
epilepsi partial disertai gangguan kesadaran
-
tanda yang menonjol gejala psikis dan
automatisme
-
kelainan / fokus di lobus temporal
PEMERIKSAAN KLINIS
Cari kelainan fokal, bila ada :
-
Aura
-
Pemutaran kepala waktu kejang
-
Todd's paralisis yaitu: hemiparese post ictal
-
Waktu serangan : mau bangun tidur atau akan tidur
-
Umur < 3 tahun atau setelah pubertas
-
Pertumbuhan ekstremitas pada anak
Pemeriksaan tambahan :
-
DL, UL, Natrium, Calsium, BUN, S. Creatinin, BSN, 2 Jam PP, LCS
-
EEG
-
X' foto kepala
-
CT Scan / MRI
-
Arteriografi
DIAGNOSIS
-
Ditentukan dulu epilepsi atau bukan
-
Bila epilepsi termasuk bentuk yang mana
-
Penyebabnya meningitis, AVM,
Diagnosis Banding :
1
Sindrom neurologik periodik tanpa gangguan kesadaran
ex. TIA, Migrain , Hiperventilasi
2
Sinkop
3
Psikoneurosa reaksi konversi ( histeris )
4
Breath Holding Spells
PENGOBATAN
Prinsip
:
-
Mono pharmacy : gunakan 1 macam obat anti epilepsi
-
Mulai dosis rendah
-
Dosis dinaikkan bertahap : 5 x 10 half
-
Life obat misalnya dph setelah 5 hr
-
Obat dihentikan bila :
-
2 tahun bebas kejang
-
EEG normal
-
Kejang umum primer
-
Tidak ada kelainan neuro - psikiatris
-
Grand mall : difenil hidantoin ( DPH )
3 x 100 mg
-
Epilepsi partial : karbamazepin 3 x 100 mg dinaikkan sampai 3 x 200 mg
-
Petit mall epilepsi : klonazepam ( rivotril ) 3 x 1
tablet atau valproat
-
Mioklonik : sodium valproat atau klonazepam
-
Obat baru : trileptal, lamictal, gabapentin, topiramate
STATUS EPILEPTICUS
Penyebab :
1.
Penderita mendadak berhenti minum obat
2.
Meningitis
3.
Tumor otak
4.
Encepalopati
5.
Abses otak
6.
Perdarahan otak
7.
Hipoglikemi
8.
Sindroma reye pada anak
Jenis kejang status
1.
Grand mal status
2.
Absence status
3.
Complex partial status
4.
Partial motor status
Pengobatan
-
Dilantin bolus 300 mg disusul 3 x 100 mg IV
Dilanjutkan dengan dilantin caps. 3 x 100
mg
-
Boleh diberikan diazepam IV 10 mg , bila masih kejang diulang setiap 2
jam 10 mg IV ( max. 120 mg / hr ).à
ESO : depresi pernafasan
Atau diazepam pump 0,6 cc / jam
-
Bila dengan cara di atas kejang masih belum berhenti ,
konsul ke anestesi à narkose dengan
thiopentone
-
Pengobatan penyebabnya
STROKE
DEFINISI :
Adalah
gangguan fungsi otak, fokal atau global , yang timbul mendadak berlangsung >
24 Jam ( kecuali bila mengalami
pembedahan atau meninggal sebelum 24 Jam, disebabkan oleh karena perdaran darah otak ( WHO, MONICA PROJECT< 1995 )
INSIDEN
: 180 / 100.000 ( 0,2 % )
PREVALENSI : 500 - 600 / 100.000 ( 0,5 % )
STROKE
merupakan penyakit syaraf yang sering dijumpai, paling banyak dirawat,
menimbulkan kecacatan dan kematian ( di RSUD Dr. Soetomo Ic.stroke : 56,83 % )
STROKE INFARK
Pembagian klinis :
1.
TIA ( SOS ) semua gejala neurologis sembuh dalam 24 Jam
Transient Ischemic Atack
Serangan otak sepintas
2.
RIND : gejala neurologis sembuh dalam waktu > 24 Jam
Reversible Ischemic Neurologyc Deficit
3.
Progresive Stroke
4.
Completed Stroke
Faktor resiko yang dapat dikendalikan
1.
Diabetes mellitus
2.
Hipertensi
3.
Hiperurisemia
4.
Disl;ipidemia
5.
Hiperfibrinogenemia
6.
Polisitemia vera
7.
Hiperhomosisteinemia
8.
Rokok
9.
Pil KB
10.
Penyakit kolagen
11.
PJK
12.
Alkohol
13.
Obesitas
Faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan
1.
Genetik
2.
Ras
3.
Umur
4.
Sex
Umur : ≤ 45 th. ---------18,6 %
46 - 60 th. -------43,19 %
61 - 75 th. ------- 32,17 %
Sex : ♂ > ♀
Klasifikasi stroke :
1.
Perdarahan : à 37,7 %
-
Intracerebral
-
Subarachnoid
2.
Ischemic / infark : à 56,37 %
-
Trombotik
-
Embolik
ANATOMI
Darah
ke otak melalui :
1
2 A. karotis ke otak besar ( cerebrum )
2
2 A. vertebralis ke otak kecil ( cerebellum ) dan
batang otak, hemisfer otak bagian belakan dan bawah
PENGOBATAN
Enam
( 6 ) B diperhatikan
-
manitol 20 % untuk edem otak
-
bila tekanan darah > 200 Sistolik diturunkan dengan diltiazem pump atau nifedipin sub
lingual 5 mg setelah itu diberi captopril 3 x 12,5 mg sambil monitoring tekanan
darah
-
pembedahan
volume
perdarahan : 40 - 60 cc
lokasi
terjangkau , cerebellum
GCS
: 7 - 10
-
konservatif , bila :
umur
tua
perdarahan
letak di dalam atau daerah vital pons
Diagnosis sah :
-
arteriografi 4 vessel setelah fase akut
pengobatan :
clipping embolisa
No.
|
Bila
ada Perdarahan
|
Infark
|
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
12
14
|
Permulaan
Waktu serangan
TIA
Nyeri kepala
Muntah
Kejang
Kesadaran ↓
Bradikardi
Kaku kuduk
Ptosis
Pupil edem
Perdarahan retina
Lokasi
CT Scan
|
Sangat akut
Aktif
-
+ +
+ +
+ +
+ +
hari I
+ +
+ +
+
+ +
sub cortical
area hiperdens
segera
|
akut
Bangun pagi
+
-
-
-
+/- hari III à
edem otak
-
-
-
-
cortical / sub
cortical
area hipodens
setelah hari ke 3
|
15
|
Siriaj skor
|
< 1
ICH
|
> 1
SAH
|
Nyeri kepala
Kaku kuduk
Gangguan N. III,
IV
Kelumpuhan
Hipertensi
|
+ +
+
+
hemiplegi
+ +
|
+ + +
+ + +
+ + +
hemiparese
±
|
16
|
Letak lesi
|
kortikal
|
sub kortikal
|
Afasia
Astereognosis
gangguan fungsi luhur
Kelumpuhan lengan
dan tungkai tidak sama
Gangguan
sensibilitas
Dystonic posture
Kedua mata
melihat hidung
|
+ +
+ +
……
-
-
-
|
-
-
……
+ +
+ +
+ +
|
Diagnosis Stroke Infark
-
Pemeriksaan klinis
-
CT Scan
Pengobatan:
-
Perhatikan golden periode dalam 6 jam
-
Harus diobati dengan CDP choline 2 X 250 mg IV
-
Hyperaggregasi
-
Polisitemia vera
Bila ada diobati dengan
§
Pentoxifillin drip 2 X 3 g.
§
Nicergoline (sermion) 2 X 1 Amp. IV
§
RTPA : bila diobati dalam waktu 3 jam
-
Pengobatan faktor resiko.
-
Rehabilitasi aktif sedini mungkin
-
Pengendalian
6 B
-
Pengobatan stroke embolik rawat bersama
cardiolog misalnya ada atrial fibrilasi, decompensasi cordis
-
Fraxiparen 2 X 0.3 - 0.4 cc
Label:
SYARAF
|
0
komentar
Langganan:
Postingan (Atom)
jam
Jumlah pengunjung
Laskar X-Pan City
- Perawat Ksatria Indonesia
- Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia
- Dunia telah memberikan arti bagi hidupku. Saya hanyalah anak kampung yang tidak ingin ketinggalan dengan kemajuan teknologi. Bukan saatny orang kampung termarjinalkan. Sekarang adalah saatnya untuk maju. membuka bakat terpendam yang dimiliki oleh orang kampung seperti saya ini.
Perjalananku
- [TIPS] (8)
- anak (2)
- askep (6)
- bedah (10)
- bisnisku (5)
- curahan hatiku (9)
- dari sahabatku (10)
- gawat darurat (4)
- GIZI (1)
- hanya cerita (2)
- Hiburan (5)
- ilmu (22)
- ilmu jiwa (1)
- informasi (12)
- kulit (1)
- maternitas (2)
- motivasi (2)
- musik (1)
- my fam (1)
- obat (1)
- pedoman perawat (1)
- penyakit dalam (3)
- skripsi (1)
- SYARAF (1)
- teman (2)
- Untuk mengingatkan (11)
- VITAMIN (6)