barisan sponsor

Sabtu, 05 Juni 2010

Aktifitas listrik otak dalam labirin autis

Pada kesempatan kali ini saya ingin memberi sedikit pengetahuan bagi anda semua.Dengan judul diatas saya menspesifikannya jadi Brain Mapping sebagai Mata Pertama; Merefleksikan Area Defisit Otak Bayi dengan Kecenderungan Autis.Silahkan dibaca,dikomentari,dipuji,yang baik-baik tentunya.

Pengertian Autis yang penting untuk diketahui

Autisme adalah gangguan perkembangan yang secara garis besar mempengaruhi 3 hal, yakni gangguan interaksi sosial dan hubungan timbal balik, komunikasi meliputi kemampuan berbicara dan kemampuan non-verbal, serta perilaku repetitive dan stereotipik . Ketiga hal ini menjadi penyebab penurunan kualitas hidup seseorang, ditambah dengan jumlahnya yang melonjak tinggi, autisme menjadi sebuah masalah kesehatan nasional yang harus segera mendapatkan perhatian lebih.

Pendeteksian anak autis

Kriteria pendeteksian yang digunakan sekarang ini adalah dengan menggunakan
kriteria yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Association dalam Diagnostic and Statistical Manual IV (DSM-IV), dimana autisme digolongkan ke dalam Pervasive Developmental Disorders, bila memiliki kriteria sebagai berikut:
1.Gangguan dalam bidang komunikasi verbal maupun non-verbal
  • Terlambat bicara
  • Meracau dengan bahasa yag tidak dapat dimengerti orang lain
  • Bila kata-kata mulai diucapkan ia tak dapat mengerti artinya
  • Bicara tidak dipakai untuk komunikasi
  • Ia banyak meniru atau membeo (echolalia)
  • Beberapa anak sangat pandai untuk meniru nyanyian, nada maupun kata-katanya, tanpa mengerti artinya
  • Sebagian, 20% dari anak-anak ini tetap tak dapat bicara sampai dewasa
  • Bila menginginkan sesuatu ia menarik tangan yang terdekat dan mengharapkan tangan tersebut melakukan sesuatu untuknya
2.Gangguan dalam bidang interaksi sosial
  • Menolak/menghindar untuk bertatap mata
  • Tak mau menengok bila dipanggil
  • Seringkali menolak untuk dipeluk
  • Tak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang lain malah lebih asyik main sendiri
  • Bila didekati untuk diajak main ia malah menjauh
3.Gangguan dalam bidang perilaku
  • Pada anak autism terlihat adanya perilaku yang berlebihan (excessive) dan kekurangan (deficient)
  • Contoh perilaku yang berlebihan (excessive), adalah:
  • Adanya hiperaktifitas motorik, seperti tidak bisa diam, lari kesana-kesini tak terarah, melompat-lompat, berputar-putar, memukul-mukul pintu atau meja, mengulang-ngulang suatu gerakan tertentu
  • Sedangkan contoh perilaku yang kekurangan adalah:
  • Duduk diam atau bengong dengan tatapan mata yang kosong, bermain secara monoton, dan kurang variatif secaara berulang-ulang
  • Duduk diam terpukau oleh suatu hal, misalnya bayangan atau benda-benda yang berputar
  • Kadang-kadang ada kelekatan pada benda tertentu, seperti sepotong tali, kartu, kertas, gambar, gelang karet, atau apa saja yang terus dipegangnya dan dibawa kemana-mana
  • Perilaku yang ritualistik sering terjadi
4.Gangguan dalam bidang perasaan atau emosi:
  • Tidak ada atau kurangnya rasa empati, misalnya melihat anak menangis ia tidak merasa kasihan melainkan merasa terganggu dan anak yang sedang menangis tersebut mungkin didatangi dan dipukulnya
  • Tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah tanpa sebab yang nyata
  • Sering mengamuk tak terkendali (temper tantrum), terutama bila tidak mendapatkan apa yang diinginkan, bahkan bisa menjadi agresif dan destruktif
5.Gangguan dalam persepsi sensoris :
  • Mencium-cium, menggigit atau menjilat mainan atau benda apa saja
  • Bila mendengar suara keras langsung menutup telinga
  • Tidak menyukai rabaan atau pelukan
  • Merasa sangat tidak nyaman bila memakai pakaian dari bahan yang kasar
Kriteria diagnostik dari DSM IV ini biasanya dilakukan pada anak yang berusia 1-3 tahun, malah mungkin 2-3 tahun, yakni usia dimana sang ibu mulai merasa heran dengan perilaku anaknya yang menunjukkan sikap tak seyogyanya ketika bermain dengan teman sepermainannya. Dan diagnosis yang dilakukan lebih bersifat memantau dengan seksama apa yang menjadi ‘kelainan’ dari perkembangan anak semestinya.

Deteksi autis dengan menggunakan EEG-brain mapping, bermaksud untuk menggunakan waktu 0-1 tahun yang tidak ‘terdeteksi’ secara makro oleh sang ibu. Pemilihan EEG-brain mapping untuk kasus autis ini dikarenakan, aman, murah dan non-invasive yang memberikan benefit bagi sang pasien. Sedangkan dari sisi medis sendiri, hal ini dikarenakan adanya hubungan yang sangat kuat antara area defisit dengan aktifitas listrik yang akan hadir di dalam perekaman EEG, sehingga tepat untuk merefleksikan area defisit yang terdapat pada bayi dengan kecenderungan autis.

o Pada dasarnya, setiap kegiatan otak yang masih berfungsi pada organisme yang hidup, dapat terdeteksi dan di-amplify melalui EEG, karena terdapat kegiatan listrik disana akibat dari penjalaran impuls yang bersumasi pada dendrite dan akson di sel-sel pyramidal yang tedapat di lapisan korteks otak, baik yang berasal dari aktifitas internal korteks yakni dari hemisfer yang sama maupun dari hemisfer kontralateral dan yang berasal dari aktifitas eksternal korteks yakni dari neuron-neuron thalamus dan area subcortical non-thalamus lainnya
o Karakteristik autis ini merupakan implikasi dari adanya disfungsi Multy Sensory Integration, pada area defisit Mirror Neuron System (area premotor korteks) yang memproyeksikan ‘potongan’ persepsi melalui Neuronal Perception Pathway diseluruh korteks serebri sehingga tidak terbentuknya gambaran utuh untuk membentuk respon behavior, imitation, dan komunikasi. Gambaran utuh yang sampai menuju korteks serebri juga merupakan implikasi dari system thalamokortikal yang diaktifkan RAS, sehingga korteks memberikan umpan balik terhadap peningkatan aktifitas RAS-thalamokortikal. Pada autisme, mekanisme tersebut terganggu pada tingkat pembentukkan persepsi.

o Parameter terdeteksinya autis melalui EEG-brain mapping adalah; gelombang beta yang seharusnya mendominasi otak bayi, digantikan dengan dominasi alpha dan theta
o Hadirnya alpha dikarenakan system thalamokortikal yang membawa muatan sensorik spesifik dari RAS yang terosilasi umpan balik korteks, akan menunjukkan disfungsinya yang dikarenakan hipoperfusi di korteks (disfungsi Neuronal Perceptional Pathway), sehingga generator alfa di batang otak meningkat 
o Gelombang theta meningkat karena asosiasi atau pathway dari frontal, parietal dan temporal terganggu, kompetisi intensitas listrik yang menuju korteks lebih banyak berasal dari thalamus atau system limbik, secara acak, tanpa persepsi sensoris spesifik serta terjadinya down-regulation dari dopaminergik di lobus frontalis.

Terakhir yang ini

o Jendela kesempatan untuk mengurangi, meminimalisasi bahkan meniadakan karakteristik autism terdapat di neurogenesis, sinaptogenesis, eliminasi sinaptik, dan plasticity yang terjadi pada tahap perkembangan otak bayi dan memuncak pada umur 0-1 tahun. Untuk itu, diperlukan deteksi sebelum melewati masa ini, agar area defisit pada bayi dengan kecenderungan autis dapat berkurang


0 komentar:

Posting Komentar

kasih komentar anda

jam

Jumlah pengunjung

Laskar X-Pan City

Foto saya
Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia
Dunia telah memberikan arti bagi hidupku. Saya hanyalah anak kampung yang tidak ingin ketinggalan dengan kemajuan teknologi. Bukan saatny orang kampung termarjinalkan. Sekarang adalah saatnya untuk maju. membuka bakat terpendam yang dimiliki oleh orang kampung seperti saya ini.

translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Perjalananku

benerin komputer

tentang skripsi