barisan sponsor

Kamis, 18 Februari 2010

senja

Senja menyelimuti hari-harinya. Bersambut gelap merayap menyisir hidupnya. Angin malam menyapa seolah membisikan inilah cinta. Energi yang memberimu kekuatan menjalani hidup. Mungkin tak kau pahami maksudnya. Getir pahit kehidupan yang dilaluinya. Menyisakan perih, pilu dalam sanubari.

Dikeheningan malam, tafakur dalam kesyahduan. Merindu janji-Mu Tuhan, bantuan dalam perjuangan yang tak bertepi. Persinggahan dunia yang melenakan, menghanyutkan jiwa-jiwa kosong dalam keindahan fatamorgana. Menari-nari dalam kebahagian semu, bersambut dengan hari yang hanya Kau yang tau, tentang pembuktian janji-janji-Mu. Kau teteskan air mata, mohon ampun atas segala dosa. Berharap terangkat penghijab kalbu. Antara kau dan Allah. Senja yang menghantarkan hari-harinya, menyambut usia yang semakin lapuk. Ya Rabb, bimbinglah dirnya dalam menggapai ridha-Mu, menyambut cinta-Mu, pimpinlah dia dalam RidhaMu, sayangilah dia dengan rahmat-Mu, Kaulah penjaga terbaik untuknya. Jika ini, adalah jalan untuk pembuktian cintanya pada-Mu. Maka bimbimbinglah dia menapaki jejak berliku ini. Dalam hela nafas kau lantunkan doa dalam kepasrahan hidup yang kau gantungkan pada Allah, selalu terangkai dalam heningnya sepertiga malam, dalam sujud panjangmu, dalam tetes air mata. Asal kau tau, sesungguhnya air mata karena Allah dapat memadamkan lautan api neraka bu.. Oleh karena itu, menangislah ceritalah pada-Nya, karena Dia begitu dekat dengan hamba-Nya yang selalu mencoba untuk mendekat. Ku tau, terasa sempit hidup ini untukmu. Ku tau, mungkin terasa berat beban di pundakmu. Tapi sungguh, ku yakin Allah lebih tau itu. Bukan untuk membuatmu menderita, karena Allah tak kan mendzalimi hamba-Nya. Tapi karena Allah mencintaimu. Yakinlah, ini cinta-Nya. Karena keterbatasan kitalah, yang tak mampu menerjemahkan sentuhan cinta-Nya. Kelak kita pasti mengerti.
selalu kau bisikkan pengharapan pada ksatriamu, atas kerinduan dekapan perlindungan, bimbingan dan teladan sosok lelaki yang tak pernah ia temukan jawabannya untukmu jadilah ksatria dengan kelembutan hati yang menghujam, kau akan memilikinya, jika mencintai-Nya. Untukmu, melati kau symbol kesucian, keindahan, semailah cinta dalam setiap langkahmu. Untuk mencintai hidup ini.. karena kalian hadir dengan cinta..

by. Eno Dian. G


»»  read more

jalan yg kan kau pijak.??????

Pengalaman membawaku dalam kontemplasi sistem pelayanan publik negeri ini. Menyentuh pokok persoalan bangsa ini, dalam segi tiga bermuda kemiskinan, kebodohan dan kesehatan. Tingkat kesejahteraan negeri ini yang memprihatinkan belumlah jua mendapatkan titik terang untuk perbaikan kesejahteraan rakyat. Diatas kondisi kesejahteraan/perekonomian yang memburuk, tidak kemudian ditundukannya pelayanan publik untuk dapat merangkul atau pun mengulurkan tangan untuk menopang kondisi tersebut. Sangat menyedihkan, jika saya sedikit menguraikan beberapa kebijakan yang tidak memihak pada rakyat kecil sebagai tokoh utama pewayangan yaitu sang korban semakin terpuruk, tidak berdaya dalam kendali penguasa tirani. Semua bentuk pelayanan negeri ini sudah mengedapankan komersialisasi sebagai tiket untuk mengakses pelayanan tersebut. Mulai dari pendidikan hingga kesehatan. Seyogyanya dua elemen tersebut menjadi pondasi yang harus mendapatkan perhatian serius untuk membangun negeri ini dari keterpurukan. Tulisan ini, berawal dari pengalaman saya. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah, merenungkan, dan memenuhi panggilan nurani!


Mencapai kedewasaan pemerintahan maka sudah saatnya untuk memberi ruang publik menilai, memutuskan dan mengevaluasi atas kinerjanya. Pada saat ini, aku beranikan diri untuk mengisi ruang itu. Meski tak menggaung namun ku ingin memberi makna. Saya katakana, jika ekonomi merupakan level paling dasar yang bertanggungjawab terhadap kesejateraan negeri, disusul dengan akses pendidikan upaya keluar dari kebodohan, kemudian akses kesehatan sebagai indicator kesejahteraan suatu bangsa.
Maka, bukankah ketiganya harus saling merangkul dan menopang dalam menyikapi setiap persoalan. Ketika keterpurukan ekonomi, ketidakmampuan mengakses pendidikan, hingga berselimut kebodohan dan ketidaktahuan, maka sang kakak “kesehatan” berlaku semena-mena memanfaatkan ketidaktahuan dan keterbatasan ekonomi? Hampir, mungkin saya termasuk korban perangkat jaringannya. Entah bagaimana dengan yang lain? Menyadarinya? Atau hanyut dalam jaringannya? Sungguh, betapa ilmu sangat berarti. Termasuk menangkal sikap arogansi dan kesewenang-wenangan. Atas ketidaktahuan, ketidakberanian, maka akan muncul sikap keserakahan dan kesewang-wenangan. Karena kehadiran arogansi, keserkahan yang bersarang dalam tirani, kita pun turut bertanggungjawab. Dengan membiarkannya terlena dalam kelalaian, dengan apatisnya sikap atas kesewenangan, atas ilmu yang belum atau tidak kita ketahui kebenarannya. Itu semua akan menguatkan tirani dan penjajahan. Maka, untuk kawan2 yang masih memandang ilmu politik sebagai sesuatu yang menjijikan, tapi kehadirannya yang di topang ilmu Agama maka akan menyulut simpul keberanian dan menjadi cahaya dalam gulita. Minimalnya mampu menerangi jalan yang kita tapaki.

Saya tidak bisa menutup mata, jika ternyata mendapatkan kekecewaan dari wadah yang akan menjadi “rumah” saya, bidang kesehatan. Bidang yang kelak ingin ku dedikasikan waktu, energi, dan piranku dalam pengabdian. Tersimpan berjuta impian untuk menjadikannya sahabat dalam perjalanan menuju Bangsa yang sejahtera. Tempat bernaung dalam kerasnya perjuangan hidup, ketika kemiskinan tak bisa mereka lawan, ketika pendidikan tak mampu mereka akses. Maka aku ingin, mendekapnya dalam sentuhan sayang, dan ingin ku berbisik “masih ada aku disini, dengan Rida Allah, kau adalah rajaku.. “. Tapi, akankah itu hanya mimpi? Ditengah menguatnya realita kebusukan yang aku cium satu persatu, mencabik asa penuh harap akan ketulusan pengabdian. Masih adakah mereka-mereka yang terpanggil dan mengulurkan tangan, “aku bersamamu..!”.

Kini, ditempatku berdiri.. terpaku dalam tatapan kegetiran perjuangan. menyisakan pilu yang mengiris. Meraung dalam asa tak menentu. Hanyut dalam perenungan tentang jual-beli hari esok, antara realita dan idealisme. Berjuang membangun dan mewujudkannya dalam sisa-sisa energi yang terampas realita? Atau menyiksa nurani dengan menumpulkan fitrahnya? (naudzubillah) Semoga masih ada mereka-mereka yang terpanggil, dan menjawab panggilannya. Untukmu kawan dan untukku, semoga kita menjadi bagian mereka yang tegar saat yang lain runtuh, yang tegas saat yang lain bimbang, yang kuat menerjang realita pahit, dan apapun yang menghalangi mimpi kita, dalam bingkai pengabdian. Kami berlindung dan mohon ampun pada-Mu Rabb, atas apa yang belum bisa kami lakukan dalam menegakkan dien-Mu. Kami mohon berikanlah kekuatan untuk kami menyusuri jalan yang pernah Rasul-Mu tapaki. Aku berlindung akan hari esok yang menjadi milikku. Dekaplah mimpi ini..

by. Eno Dian. G
»»  read more

pergilah . . . . jika harus pergi.




Semenjak kepergianmu meninggalkanku
Hidup serasa semakin sukar kujalani

Dalam setiap kehadiran orang baru
selalu kutanyakan diriku
inikah hari nasibku
ataukah ini nasib yang ku pilih
untuk melewati hariku

Cinta adalah daya dan kekuatan
yang paling kreatif di alam semesta

dan kenangan cinta
adalah daya dan kekuatan
yang paling menghancurkan

tetapi diriku tak mau hancur…..!!!!
»»  read more

ibu

Ku bukan bintang yg slalu brsnar mlam hari..
Namun ku ingin brsinar disktar org2 yg menyayangiku..
Permintaan yg slalu ingin kuwujudkan..Namun blm trwujd 100%..
Tetesan air matanya adlah motivasiku tuk bersinar..
Cerewet kt2ny yg menguatknku..
Hmbusan nafasmu yg mlai tersengal adlah tanggung jwbku...
Ibu terimakasih untk air matamu,cerewetmu,nafasmu..
..
It adlah alasan2 untuku bersinar..Krn bersinar dihdpanmu adlah kebanggaan,kebhagiaan dan anugrah..







»»  read more
Rabu, 17 Februari 2010

untuk sahabatku

Senja menyelimuti hari-harinya. Bersambut gelap merayap menyisir hidupnya. Angin malam menyapa seolah membisikan inilah cinta. Energi yang memberimu kekuatan menjalani hidup. Mungkin tak kau pahami maksudnya. Getir pahit kehidupan yang dilaluinya. Menyisakan perih, pilu dalam sanubari. Dikeheningan malam, tafakur dalam kesyahduan. Merindu janji-Mu Tuhan, bantuan dalam perjuangan yang tak bertepi. Persinggahan dunia yang melenakan, menghanyutkan jiwa-jiwa kosong dalam keindahan fatamorgana. Menari-nari dalam kebahagian semu, bersambut dengan hari yang hanya Kau yang tau, tentang pembuktian janji-janji-Mu. Kau teteskan air mata, mohon ampun atas segala dosa. Berharap terangkat penghijab kalbu. Antara kau dan Allah. Senja yang menghantarkan hari-harinya, menyambut usia yang semakin lapuk. Ya Rabb, bimbinglah dirnya dalam menggapai ridha-Mu, menyambut cinta-Mu, pimpinlah dia dalam RidhaMu, sayangilah dia dengan rahmat-Mu, Kaulah penjaga terbaik untuknya. Jika ini, adalah jalan untuk pembuktian cintanya pada-Mu. Maka bimbimbinglah dia menapaki jejak berliku ini. Dalam hela nafas kau lantunkan doa dalam kepasrahan hidup yang kau gantungkan pada Allah, selalu terangkai dalam heningnya sepertiga malam, dalam sujud panjangmu, dalam tetes air mata. Asal kau tau, sesungguhnya air mata karena Allah dapat memadamkan lautan api neraka bu.. Oleh karena itu, menangislah ceritalah pada-Nya, karena Dia begitu dekat dengan hamba-Nya yang selalu mencoba untuk mendekat. Ku tau, terasa sempit hidup ini untukmu. Ku tau, mungkin terasa berat beban di pundakmu. Tapi sungguh, ku yakin Allah lebih tau itu. Bukan untuk membuatmu menderita, karena Allah tak kan mendzalimi hamba-Nya. Tapi karena Allah mencintaimu. Yakinlah, ini cinta-Nya. Karena keterbatasan kitalah, yang tak mampu menerjemahkan sentuhan cinta-Nya. Kelak kita pasti mengerti.
selalu kau bisikkan pengharapan pada ksatriamu, atas kerinduan dekapan perlindungan, bimbingan dan teladan sosok lelaki yang tak pernah ia temukan jawabannya untukmu jadilah ksatria dengan kelembutan hati yang menghujam, kau akan memilikinya, jika mencintai-Nya. Untukmu, melati kau symbol kesucian, keindahan, semailah cinta dalam setiap langkahmu. Untuk mencintai hidup ini.. karena kalian hadir dengan cinta..




»»  read more

penerus masa depan

riuh nyanyian kegundahan menemani hari-harinya kini. atas sesuatu yang masih tak mampu berkompromis.senja pun seketika tak nampak keindahannya.mematung dalam tatapan binar penantian
atas jawaban, yang mampu mengajaknya bercengkrama seperti senja dahulu kala. yang terlihat hanya bias cahaya senja yang nampak malu bersembunyi dibalik awan. masih terhenti, terdiam..
memasuki ruang kontemplasi jalan hidup yang harus dipilihnya. tersadar ini adalah nilai absolut yang harus diterima tanpa kompromi. kenyataan yang mengajarkannya. biar dia terus melangkah, mencari celah hingga nurani bicara dalam heningnya suatu masa ketika waktu terus bergulir. meski akhirnya harus terhenti. atas sesuatu yang tak mampu dijangkaunya, meski asa memaksa raga untuk berlari. melawan kepalsuan. hingga tersadr dirinya hanya seorang hawa. semoga asa ini tak akan lari. setia hingga menjemput momentum dalam pengabdian. yang menampakkan keindahan sejati seorang manusia.

hentakan kaki melangkah dg tegas, pantulkan suara penuh isyarat keberanian. tujuan itu, telah jelas terpatri. meski jelas aral menghalang. tanpa sadar, langkah2 itu kini kian mendekat. mencium aroma ketakutan, getir, dan asa dlm pangkuan rindu. aroma itu.. membuat nyali menciut, ingin menoleh pada hari yang penuh impian dan keberanian itu.

»»  read more

ketidakadilan

Seperti biasa, sore ketika senja masih setia menampakkan keanggunannya. Ditempat peraduan ilmu menyusuri jalan, merentas kegalauan rasa ingin tauku. Dia pun masih membuatku tertarik untuk menatapnya, hingga membuatku tersenyum. Namun kembali sang angin membuatnya menunduk malu, dengan gerakan lembut dan tersimpan nilai estetik dalam setiap gemulainya. Menebarkan kembang putih yang menjadi pesonanya, hingga menyentuh pipiku yang geli dibuatnya. Itulah dia, masih tentang ilalang sore ini. Tak lupa sang angin pun berbisik lembut padaku, membuatku tertawa tentang parodi bumi manusia yang sedang mementaskan dua lembaga penegak hukum. Senyum getir yang tepatnya. Menarik nafas untuk menjawab pertanyaan sang angin. Yang entah begitu kelu diri ini untuk menjawab. Sesungguhnya, dalam batinku berkata semuanya sedang menunggu. Menunggu hari ketika tangan, hati, kaki, dan semua yang ada pada diri kita dimintai kesaksiannya. Termasuk pentas parodi di bumi manusia pada saat ini. Ketika raja dan ratu tikus mungkin kini sedang tertawa menantikan hidangan makan malam dalam benteng tiran yang kokoh. Menyaksikan sang kucing terperangkap harimau (bosen istilah cicak-buaya>bosem, ganti kucing-harimau, red). Jangan biarkan terlalu lama, karena rakyat sudah jengah menanti jawaban. Dalam penafikkan rasa ketidakadilan. Jangan biarkan terlalu lama, karena luka sudah menyayat terlalu dalam. ketika sang tiran kembali berjaya. Dalam jual beli kebenaran. Cukup! Hentikan! Biar kini, kami yang bergerak. Menyulut api kebebasan dari kedzaliman dan ketidakadilan yang bersarang dalam kekuasaan. karena mungkin selama ini, kami terbuai, terdiam.. semoga ini, bisa menjadi awal munculnya percikan keberanian melawan ketidakadilan.



»»  read more

sebuah pena


"ketika pena tulip menari"
apa kata yang hendak kau rangkai?
ku tau kata tak mampu bercerita atas tawa pada sekuntum mawar
atau pun tentang angin yang lambat-lambat semakin kencang dan sekonyong-konyong merobohkanmu..
ku mengerti, hadirmu bukan untuk menyerah dan merobohkan diri..
berdiri dalam sendiri
tak membuat hilang pesonamu
kau indah..
atas ketegaran yang tampak pada langkah-langkah penuh duri

bulir-bulir lembut air mata tak membuatmu lemah
butiran pasir dalam terik tak membuatmu menjadi kasar
dan ketika angin pun pergi menghianati kesejukannya
tak membuat senjamu luput dalam kelabu

berjuta rasa meluap dalam kata bersahaja
menambah kelembutan dalam pesonamu
dan ketika pena tulip menari
tak ada kata yang akan terangkai
tak ada kiasan..
yang ada kesetiaan
pada penantian mentari


»»  read more

KKN POSDAYA










»»  read more
Senin, 15 Februari 2010

KKN POSDAYA UNSOED Desa Bumiagung 2010

»»  read more

KKN POSDAYA UNSOED Dusun Sibango, Kebumen



KKN Bumiagung 2010
3 minggu telah dilalui tim KKN POSDAYA UNSOED di desa Bumiagung ini.
Suka Duka telah kami alami, dari susahnya cari warga yang mau mendukung kegiatan kami sampai masalah makhluk halus yang ada di posko kami.
Kami sangat menikmati KKN ini, semoga kawan-kawan semua menikmatinya.



»»  read more
Jumat, 12 Februari 2010

IDEALNYA SEORANG PEMUDA

Ia peribadi yang muslim,
Berhati emas, Berpotensi prima,
Yang di kala damai
Anggun petaka kijang dari padang perburuan
Yang di kala perang
Perkasa bak harimau kumbang
Ia perpaduan manis hempedu
Satu kali dengan kawan
Lain kali dengan lawan
Yang lembut dalam berbahasa
Yang teguh membawa suluh
Angannya sederhana
Citanya mulia
Tinggi keutamaan dalam hati-hati
Tinggi budi, rendah hati
Ia lah sutera halus di tengah sahabat tulus
Ia lah baja
Ditentangnya musuh durhaka
Ia ibarat gerimis atau embun tiris
Yang memekarkan bunga-bunga
Yang melambaikan tangkai-tangkai
Ia juga puting beliung
Yang melemparkan ombak menggunung
Yang menggoncangkan laut ke relung-relung
Ia lah gemercik air ditaman sari, asri
Ia juga penumbang segala belantara
Segala sahara
Ia lah pertautan agung iman Abu Bakar
Perkasa Ali Papa Abu Dzar Teguhnya Salman
Mendirinya di tengah massa yang bergoyang
Ibarat lentera ulama di tengah gulita sahara
Ia pilih syahid fisabilillah atas segala kerusi dan upeti
Ia manuju bintang Menggapai malaikat
Ia tentang tindak kuffar Pola aniaya di mana saja
Maka nilainya pun membumbung tinggi
Harganya semakin tak terperi
Maka siapakah yang akan sanggup membelinya
Kecuali Rabb-nya...?

-Smoga brmanfaat-


»»  read more

kalian yang ku kenal dahulu..

Hari itu..
Hujan menjadi saksi semangat yang menggebu
Seperti tetesan hujan sore itu, membasahi bumi yang ku pijak
Begitu pun, loncatan semangat pijar kejora hiasi langit malam
Yang kian indah kemilau cahayanya
Seperti yang ku lihat sore itu
Ketika riuh riang anak manusia yang tak pernah lelah dalam pencarian
Yang terdengar hanya senandung nyanyian priyayi
Yang terlihat hanya ceria warna pelangi
Yang tersentuh adalah memoar rindu tentang dirinya yang ku kenal dahulu

Masih jelas dalam ingatan cerita kecil waktu itu
Ketika mereka bertanya tentang perjuangan..
Pengorbanan.. dan kebahagiaan

Masih jelas dalam ingatan
Ketika lontaran tanya dengan polos kau ajukan
Akan apa yang tak kau mengerti
Hingga kini pun, masih belum dapat kami beri jawaban

Masih jelas terekam dalam ingatan
Ketika semangat mu yang tak terkalahkan
Menghadapi realita yang teramat pragmatis
Kau lawan, dan runtuhkan KETIDAKMUNGKINAN
Ku ingat, kala itu dalam sebuah perjalanan
Ragamu tak mampu menyimpan luapan semangat
Ketika yang lain tak mampu menerjemahkan kata dalam untaian kalimat seorang pemimpi

Masih jelas dalam ingatan
Ketika isak tangis dan Tanya
Akan sesuatu yang sungguh tak logis
Kau tak akan menerimanya, hingga nalar dan naluri berkompromi

Untuk kalian, para pembelajar
Yang tak pernah puas dengan jawaban
Yang tak ingin terlena dengan cerita dongeng
Yang ingin mencari apa yang tak kau temukan
Tentang apa yang selama ini kalian Tanyakan

Kini, yang ku lihat
Adalah mereka yang telah meruntuhkan benteng keangkuhan
Keegoisan, dalam bingkai perjuangan yang teramat indah..
Hingga senja pun tak tampak
Dalam selimut gelapnya awan
Yang meneteskan butiran air
Memberi kesejukkan, dan menguji bukti kesungguhan dalam perjuangan
Kini, yang ku lihat
Adalah sosok pribadi dewasa
Dengan sikap ksatria dalam mengemban amanah dengan segala konsekuensi

Begitu cepat kalian berubah
Yang tersisa hanya memoar rindu
Akan tawa.. canda.. dan pertikaian yang pernah ada

Begitu cepat kalian berubah
Mengais ilmu yang sedikit pun tak pernah kami temukan ketika dahulu
Menjawab kerinduan kami akan warna-warni yang ku lihat kini
Ini, yang sesungguhnya kami cari
Sungguh pun,
Torehan catatan ini
Kami tak berharap membuat langkahmu menjadi terhenti
Karena sesuatu yang tak kami miliki
Telah kau miliki
Aku hanya ingin kalian tau
Betapa ini yang kami cari

Namun satu yang tak pernah berubah dalam diri kalian
Selalu menjadi lilin makna dalam hidupku
»»  read more

awalnya adalah laku..

Akankah jemari ini terkekang pada diri dalam pencarian
Tak ada kata yang ditorehkan
Tak ada cerita
Tak ada makna
Yang ada hanya
sunyi..
biar hanyut dalam sunyi
biar sepi mencari arti

Rindu ingin melihatnya menari dengan lincah di atas key board
Namun kelu hati ini untuk memberanikannya bicara

Setitik keberanian kini menyapa kekosongan
Biar jemari ini mulai mengetik huruf
Coba merangkai kata

Tiba-tiba…

Kau pun diam
Tak mengerti apa hendak dikata
Tak tau arah kemana hendak kau melangkah
Mencari kata dalam probabilitas 26 huruf
Mengeja kalimat dalam setiap paragraf
Mengkontemplasi makna yang tersirat

Tergugu..
Paragraph itu kaku
Tak ada yang dapat diambilnya menjadi hikmah

Terpaku..
Yang ada hanya rangkaian kata tak bernyawa
Mengumbar retroika
Mengkebiri logika

Tidak !
Awalnya bukanlah kata
Awalnya bukanlah makna
Awalnya adalah laku
Pada mereka yang tertindas
Pada ketidakadilan yang kau lihat
Pada diri yang kau bawa

Seperti…
Pencarian..
Awalnya adalah kebingungan
Awalnya adalah ketidaktahuan
Awalnya bukanlah keapatisan!
Karena keangkuhan yang merengkuh jiwa
Karena perbedaan yang kau lihat
Hanya akan memenjarakanmu dalam kejahilan
Bergeraklah mencari jawaban!

Hanya sebuah upaya untuk mencoba menggeliat kembali dalam menulis
terinspirasi dari Goenawan M.


»»  read more

hanya gagasan


bebaskanlah gagasan itu..
untuk mendapatkan haknya bicara dalam laku

jangan sekali lagi memenjarakannya
menyimpan rapih dalam pikiranmu
menyiksamu..
karena terus didesak olehnya dalam sikap konkrit

terima kasih..
untuk suara-suara sayup itu
yang terus membisikan apa yang harus dilakukan

terima kasih..
untuk cahaya-Mu, yang memperkenankan gagasan itu hadir

terima kasih..
untuk kawan2 yang mempercayai untuk menemani diri ini melangkah

copy: Eno
»»  read more

jam

Jumlah pengunjung

Laskar X-Pan City

Foto saya
Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia
Dunia telah memberikan arti bagi hidupku. Saya hanyalah anak kampung yang tidak ingin ketinggalan dengan kemajuan teknologi. Bukan saatny orang kampung termarjinalkan. Sekarang adalah saatnya untuk maju. membuka bakat terpendam yang dimiliki oleh orang kampung seperti saya ini.

translate

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Perjalananku

benerin komputer

tentang skripsi